Saturday, 26 November 2016

MEMBUAT SPEEDOMETER DENGAN EXCEL

Jenuh rasanya setiap kali mengerjakan tugas yang datanya begitu banyak?
Tenang, kamu ga sendiri. 
Kebanyakan orangpun seperti kamu ko, apalagi data tersebut menuntut kita untuk super duper teliti! Duh %#$@&!@#

Rasanya icon M.Office terlihat lebih redup dibandingkan icon-icon game yang ada di laptop kita, ya ga he he (sugesti sih -____-)

Buat nambah mood kamu, mungkin kamu perlu sedikit mengutak-atik tampilan kerjamu supaya lebih eye catching. 

Nah, kali ini saya mau berbagi tips untuk membuat Speedometer di dalem M.Excel biar grafik data yang kamu tampilin ga monoton gitu gitu aja. 
Kalo monoton, nanti bosen dan berujung kepada putusnya suatu hubungan. Eh


HERE WE GO
PALET SPEEDOMETER
1. Langkah pertama adalah membuat sebuah ‘Palet' yang menjadi alas Speedometer menggunakan Oval Shape yang ada di dalam Basic Shape.
    (Tips: kamu bisa membuat bentuk Oval yang simetris dengan cara menahan tombol “Shift” sambil menggerakan kursor.
2.   Selanjutnya warnai Palet sesuai kreasimu.
Nah sudah mulai terbentuk nih palet Speedometernya.

PENANDA SPEEDOMETER
1.   Buatlah data untuk skala penunjukan Speedometer nantinya.
2. Masukan data skala kedalam Doughnut Chart dan editlah tampilannya (hapus warna background, border, dan text).

  
Nah hasilnya kurang lebih kayak gini.
 

3.   Atur ulang posisi dan luas dari setiap slice-nya.
Disini saya mengatur agar 220° untuk Angle of first slice, 238% untuk Doughnut Explosion, dan 60° untuk Doughnut Hole Size-nya.
4.   Ganti warna skalanya sesuai keinginan kamu, lalu hilangkanlah warna pada skala tengah (posisi jam 6). Hasilnya kayak gini deh kurang lebih.
5.   Munculin nilai skala.
Caranya, di Doughnut Chart klik kanan lalu Add Data Labels. Jangan lupa untuk mewarnai textnya yah
 

6.     Laah ko angkanya ga nyambung?
Selanjutnya hubungin setiap text sama nilai label dari tabel yang sudah kita buat.
Nah sekarang udah mulai keliatan bentuknya. next

MARKING LINE
1.   Buat sebuah data yang digunakan untuk Garis Penanda. 
    Lalu convert nilai anda kedalam derajat dengan rumus 
·         80/100*260 warna merah                        (kolom C19)
·         10/100*260 warna kuning dan hijau         (kolom C20)
·         360 – (c19+c20+c21)                             (kolom C22)

2.   Masukanlah data pada kolom Derajat kedalam Doughnut Chart.

3.   Gabungkanlah Garis Penanda dengan Palet Speedometer.
Udah hampir jadi nih, tinggal jarum sama displaynya yu. next

JARUM SPEEDOMETER
1.   Sama seperti biasa, buatlah data Jarum Speedometer. 
Caranya adalah :
·         Slice 1 berisi fungsi, (Tampilan/100)*Max
·         Slice 2 bernilai 30 (yang akan menjadi sebuah jarum penunjuk)
·         Slice 3 berisi fungsi, 360-(slice1+slice2)


2.   Masukkan data kedalam Pie Chart

3.   Rubahlah
·         Warna Fill dan Border slice1 menjadi transparan.
·         Warna Fill dan Border slice3 menjadi transparan.
·         Warna Fill dan Border slice2 menjadi hitam.
 

4.   Ganti nilai slice2 menjadi 1

5.   Gabungkan dengan Palet Speedometer.

6.   Selanjutnya lakukanlah kalibrasi supaya penunjukan jarumnya tidak keliru.
    Caranya adalah merubah nilai pada kolom Tampilan menjadi 50.
    
7.   Jarumnya ngaco nih !
Sekarang rubah Angle of First Slicenya menjadi 230° yang terdapat pada Series Option


Nah asik nih, udah jadi Speedometernya!
Jika penunjukan jarum masih ngaco, rubahlah nilai pada Angle of First Slice :D

DISPLAY DIGITAL
Supaya lebih eye cathing, perlu nih sebuah Display Digital!
Caranya :
1.   Masukan sebuah Rounded Rectangle Shape.

2.   Ubahlah warnanya sesuai kecintaan kesukaan ~

3.   Hubungkanlah Rounded Rectangle Shape dengan nilai yang ada pada kolom Tampilan.

Beres deh, sekarang Speedometer siap dipake
Hati-hati jangan terlalu ngebut!
Nanti di tilang HAHA #apasih









Saturday, 19 March 2016

PROSES DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK

Earth Hour!
Yah pada saat saya menulis ini, bertepatan dengan peringatan 'Earth Hour'. 
Pernahkah sobat berfikir mengapa terciptanya 'Earth Hour'?. Singkatnya, kegiatan 'Earth Hour' ini digagas oleh Organisasi WWF (World Wide Fund for Nature) dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran atas pemanasan global dan konsumsi energi listrik di Bumi kita ini.

Namun kali ini saya bukan membahas mengenai itu, tapi berkat moment 'Earth Hour' ini membuat saya berfikir bagaimana listrik bisa sampai rumah saya, rumah sobat, rumah pak RT/RW, dan rumah pacar (kalo punya). 

Bisa dibilang energi listrik merupakan energi vital, dari mulai gedung pencakar langit sampai tukang pecel lele kesayangan memakai energi listrik. Maka dari itu, kali ini saya mencoba menjelaskan bagaimana energi listrik bisa sampai rumah kita. 
Yuk siapin cemilannya sambil baca~


PROSES DISTRIBUSI 
Pada awalnya energi listrik dibangkitkan melalui Pembangkit Tenaga Listrik (PTL) seperti:

  • PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
  • PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
  • PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
  • PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
  • PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
  • Dan lainya... 

Setelah energi listrik dibangkitkan, selanjutnya tegangannya di naikkan menggunakan Trafo Step-Up di Gardu Induk (GI) dengan tujuan mengurangi kerugian daya saat di transmisikan. 
Bagi sobat yang masih awam, singkatnya besarnya nilai Tegangan (V) berbanding terbalik dengan besarnya nilai Arus Listrik (i) dan kerugian daya adalah Arus listrik di kali dengan Tahanan (r). Maka dari itu jika tegangan listrik dinaikkan, maka kerugian daya yang dihasilkan semakin kecil.

Selanjutnya tegangan listrik disalurkan ke Gardu Induk distribusi melalui saluran transmisi. Pada Gardu Induk distribusi, tegangan di turunkan menggunakan Trafo Step-Down dan di salurkan ke gardu distribusi melalui saluran distribusi primer. Selanjutnya, energi listrik diturunkan lagi tegangannya pada gardu distribusi menggunakan trafo distribusi untuk menghasilkan tegangan rendah 220/380 Volt. Setelah didapatkan tegangan yang ideal untuk di konsumsi (220/380 Volt), selanjutkan energi listrik disalurkan ke rumah kita melalui saluran distribusi sekunder.



Siapa Tahu Pengen Tahu 
Sebenarnya banyak istilah dalam proses distribusi energi listrik, tapi saya mencoba memberi tahukan beberapa istilah yang mungkin sering di dengar.

Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi (JTET)
Jaringan Tegangan Tinggi (JTT)
Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Jaringan Tenaga Listrik (JTL)
Tegangan Ekstra Tinggi (TET) Tegangan sistem diatas 245.000 V
Tegangan Tinggi (TT) Tegangan sistem diatas 35.000 Volt sampai dengan 245.000 V
Tegangan Menengah (TM) Tegangan sistem diatas 1.000 Volt sampai dengan 35.000 V
Tegangan Rendah (TR) Tegangan sistem sampai dengan 1.000 V
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
Penerangan Jalan Umum (PJU)
Penyambungan Baru (PB)
Penambahan Daya/Perubahan Daya (PD)
Papan Hubungi Bagi (PHB)
Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP)








Akhir kata,
Mohon maaf apabila sobat sedikit pusing, lola, sulit mencerna tulisan saya
Saya hanya iseng membuatnya seperti itu
Nanti kalo ada kesempatan saya coba perbaiki
Biar iseng yang penting manfaat

Salam

Wednesday, 6 January 2016

SIMULASI FLIP-FLOP MENGGUNAKAN ISIS PROTEUS

Rangkaian Flip-Flop
Bagi teman-teman yang sedang belajar mengenai rangkaian dasar elektronika, Rangkaian Flip Flop merupakan salah satu materi yang cukup menarik untuk di pelajari. Pada kali ini penulis ingin membagi pengalaman mengenai sebuah applikasi komputer yang dapat teman-teman gunakan dalam proses pen-simulasian rangkaian Flip Flop. Dengan applikasi ini, teman-teman dapat mengetahui dengan pasti apakah rangkaian Flip-Flop yang teman-teman rangkai berfungsi dengan baik atau tidak.

Applikasi komputer yang saya gunakan bernama ISIS Professional atau mungkin juga lebih dikenal dengan nama Proteus. Bagi teman-teman yang ingin memiliki applikasi ini, teman-teman dapat mengunduhnya disini. (for windows)

Langkah-Langkah
1.     Buka Applikasi ISIS teman-teman.
2. Maka teman-teman akan melihat halaman kerja dari Applikasi ISIS.


3.     Selanjutnya, untuk membuat rangkaian Flip-Flop diperlukan komponen:

·        Resistor
·        Capasitor Electrolit
·        Transistor (jenis NPN)
·        LED

4.  Teman-teman dapat mencari komponen-komponen diatas dengan cara mengarahkan kursor kepada Toolbar dan memilih bagian Component Mode, kemudian pilihlah symbol "P".

5.     Maka akan muncul sebuah kontak dialog seperti ini
 

6.     Selanjutnya, teman-teman tuliskanlah komponen yang dibutuhkan pada bagian Keywoard dan double-klik pada bagian result sesuai dengan komponen yang teman-teman butuhkan.

7.     Maka teman-teman dapat melihat bahwa komponen yang kita pilih masuk kedalam list devices.

8.     Selanjutnya, lakukanlah hal yang sama untuk komponen Capasitor, Transistor, dan LED.
Note: Pada bagian kapasitor, hal yang harus diperhatikan adalah pilihlah kapasitor jenis electrolit. Cara memastikannya adalah pada bagian category pilihlah capasitors, dan pada bagian sub category pilihlah electrolytic Alumunium. Untuk pemilihan devicesnya dapat di bebaskan.

Note : Pada bagian transistor yang harus diperhatikan adalah pemilihan jenis transistornya haruslah berjenis jenis NPN. Untuk memastikannya adalah dengan cara memilih Category Transistors dan pada kolom device memilih 2N4427.

Note: Pada bagian LED yang harus diperhatikan adalah pemilihan library LED yaitu ACTIVE. Untuk jenis warna, dapat dibebaskan.


9.     Setelah semua komponen yang dibutuhkan masuk kedalam list Device, langkah selanjutnya adalah merangkai rangkaian Flip-Flop kedalam Work Sheet. Untuk mudahnya, teman-teman dapat mengikuti skema dibawah ini.

10. Setelah rangkaian terbentuk, jalankanlah simulasi dengan cara menekan tombol Play yang berada di ujung kiri bawah.

11. Maka secara otomatis lampur LED pada rangkaian akan berjalan bergantian.


Demikianlah pembahasan mengenai Simulasi Rangkaian Flip Flop Menggunakan ISIS PROTEUS. Semoga ilmu yang saya bagikan berguna untuk kita semua dan menjadi amalan yang tidak terputus.
Aaamin.
Salam

Monday, 4 January 2016

PENGERTIAN TRAFO (Transfomator)

TRANSFOMATOR


Transfomator atau lebih dikenal dengan nama Trafo adalah salah satu perangkat listrik yang fungsinya untuk menaikan/menurunkan tegangan bolak balik (AC). Trafo pada dasarnya terdiri dari tiga buah komponen utama, yaitu lilitam primer, lilitan ekunder dan inti besi.

Cara kerja dari Trafo yaitu, pada awalnya tegangan bolak-balik masuk kedalam lilitan Primer. Arus yang masuk kedalam lilitan primer, merambat pula kepada inti besi dan menghasilkan medan magnet yang besar dan arahnya berubah-ubah dikarenakan medan magnet yang dihasilkan berdasarkan tegangan bolak-balik pada lilitan Primer. Medan magnet yang besar dan arahnya berubah-ubah ini kemudian menginduktansi tegangan bolak balik pada lilitan Sekunder. Berdasarkan Fungsinya, Trafo dibagi menjadi dua jenis, yaitu Trafo jenis Step-Up dan Step-Down.

A. Trafo Step-Up

Merupakan jenis trafo yang berfungsi untuk menguatkan tegangan. Pada persamaan (1) dibawah ini menunjukan korelasi antara tegangan keluaran terhadap lilitan Primer dan Sekunder.

Vo = Vi.(nS/nP)..........................(1)

Keterangan
Vo adalah tegangan output
Vi adalah tegangan input
nP adalah jumlah lilitan primer
nS adalah jumlah lilitan sekunder

Dari persamaan (1) dapat diketahui bahwa nS > nP pada trafo jenis Step-Up. Sebagai contoh, apabila jumlah lilitan Sekunder sebesar 5x jumlah lilitan Primer, maka penguatan yang terjadi adalah sebesar 5 kali lipat.
Salah satu contoh pengaplikasian trafo jenis Step-Up ini adalah pada proses pendistribusian listrik pada perusahaan pembangkit listrik seperti PLN. Tegangan pada pembangkit dinaikkan berkali-kali lipat menggunakan trafo jenis Step-Up, hal ini bertujuan agar listrik dapat menjangkau rumah penduduk yang jauh.

B. Trafo Step-Down
Merupakan jenis trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan. Berbeda dengan dengan trafo berjenis Step-Up, pada trafo jenis Step Down hubungan antara lilitan primer dengan lilitan sekunder adalah nS<nP . Sebagai contoh, apabila jumlah lilitan Sekunder sebesar 1/5x jumlah lilitan Primer, maka tegangan diturunkan sebesar 1/5x.
Salah satu contoh pengaplikasian trafo jenis Step-Down adalah pada gardu-gardu pendistribusian listrik. Listrik yang berasal dari pembangkit diturunkan teganganya pada gardu induk dan gardu pendistribusian dan barulah dapat digunakan oleh konsumen,


Daftar Pustaka
Sumber 1
Sumber 2
Powered by Blogger.